Desa Bodas Kecamatan ukdana, Indramayu
Desa Bodas Kecamatan Tukdana Kabupaten Indramayu – merupakan sebuah desa
kecil yang terletak di ujung selatan kabupaten Indramayu dan berbatasan
dengan desa Pangkalanpari (Kab. Majalengka). Desa kecil ini dikelilingi
persawahan yang sangat luas dan pepohonan yang rimbun. Terletak sedikit
menjorok dari jalan raya, sehingga kita hanya akan akrab dengan gapura
desa saja ketika melewati wilayah ini. Selain itu desa ini juga
terpisah dari desa-desa disekitarnya karena di batasi oleh sungai, toang
(jalan raya tanpa perumahan), serta persawahan. Sehingga anda harus
cukup sabar, jika ingin mengunjungi desa ini dengan kendaraan umum.
SejarahDesaBodas
SejarahDesaBodas
![]() |
Gapura Desa Bodas |
![]() |
SD, Masjid, Lapangan Voly, dan Balai Desa SejarahDesaBodas |
Walaupun wilayah desa ini terbilang kecil, namun fasilitas dan pra
sarana yang dimiliki desa ini bisa dibilang cukup lengkap. Di desa ini
tersedia lapangan sepak bola, voly, badminton, sepak takraw, dll
Tersedia juga warnet, tempat kursus computer, kursus bahasa Inggris, dan
masih banyak lagi.
Sejarah Desa Bodas
Pada sekitar abad 17, seorang pangeran dari kerajaan Mataram yang
bernama Sunan Kuning mempunyai 1 orang anak laki-laki dan 2 orang anak
perempuan. Anak pertama bernama Nyi Mas Onob sekarang di Desa Leuwi
Seeng Majalengka, anak kedua perempuan bernama Nyi Mas Madu Sari, anak
ketiga laki-laki bernama Raden Mas Adiningrat. Pada abad itu pangeran
Kuning dari Mataram membawa pasukan perangnya diperintahkan oleh ayahnya
(Sunan Agung Mataram) untuk menyerang Belanda di Batavia. Dengan
membawa bala tentaranya dan ketiga anaknya untuk membantu menyerang
Batavia, dan anaknya yang bernama Raden Mas Adiningrat yang menjadi
Senopati perangnya, dengan membawa peralatan perang seadanya
berangkatlah pangeran Kuning ke Batavia.
Berhari-hari melewati hutan dan pedesaan sampailah ketempat tujuan,
Pangeran Kuning bersama bala tentaranya menyerang Batavia sehingga
terjadilah banjir darah, karena perlengkapan perang yang kalah canggih
sehingga pasukan pangeran Kuning terpukul mundur dan kembali ke Mataram.
Di tengah perjalanan pulang ketiga anaknya tersesat sehingga tertinggal
dan ketiga anak terpencar, Nyi Mas Onob tersesat dan tinggal di wilayah
Majalengka (Desa leuwiseeng kec.Kadipaten kab.Majalengka), yang dua
lagi tersesat di wilayah Indramyu yaitu Nyi Mas Madusari dan Raden Mas
Adiningrat.
SejarahDesaBodas
SejarahDesaBodas
Sekitar pada tahun 1691, Nyi Mas Madusari dan Raden Mas Adiningrat,
karena tertinggal oleh pasukan sehingga membuka lahan untuk pemukiman
yang pada saat itu masih berupa hutan belantara. Sehubungan Nyi Mas
Madusari seorang wanita sehingga menebang hutan itu menggunakan api di
bantu oleh adiknya yang bernama Raden Mas Adiningrat. Karena membuka
lahan dengan menggunakan api atau membakar hutan maka hasilnya selalu
dibatasi dengan sungai, dan kelak di jadikan batas Desa yang selalu
berbatasan dengan sunagi yaitu sungai Cimanuk dan sungai Cibuaya.
Pada saat itu sarana transportasi dari daerah sunda ke Indramayu masih
banyak menggunakan sungai, yaitu sungai Cimanuk. Bahwa sungai Cimanuk
waktu itu merupakan sarana transportasi utama yang digunakan para
pedagang, dan urusan lainnya dengan menggunakan rakit bambu. Nyi Mas
Madusari sedang mandi di sungai, ketika mandi ada orang sunda lewat
menggunakan rakit bambu melihat Nyi Mas Madusari sedang mandi,
sehubungan Nyi Mas Madusari badannya berkulit putih sehingga orang itu
menunjuk ke sambil berkata “aya jelema bodas” maksudnya kalau dengan
bahasa Indonesianya ada orang berkulit putih. Mengingat Nyi Mas
Madusari sangat cantik dan kulitnya putih bersih, maka setelah kejadian
itu menjadi buah bibir para pengguna sarana transportasi sungai yang
ken=banyakan dari daerah pasundan, bahwa di daerah itu ada orang Bodas
(aya jelema bodas).
Sejak ada sebutan kepada Nyi Mas Madusari yang berkulit putih (Bodas),
maka hutan yang telah di bakar dan dijadikan pemukiman diberi nama
wilayah Bodas, yaitu sekitar tahun 1694. Sekarang kuburan Nyi Mas
Madusari masih ada di samping masjid jami Babusalam Desa Bodas dengan
sebutan Buyut Putih, dan kuburanm raden Mas Adiningrat masih ada di
pekuburan umum dengan sebutan Buyut Mas.
Sejak tahun 1694, wilayah itu di tempati Nyi Mas Madusari dan adiknya
raden Mas Adiningrat berkembang semakin banyak penduduknya, dalam kurun
waktu beberapa abad, sehingga ditunjuklah seseorang yang dianggap cakap
untuk memimpin wilayah Bodas yang bernama Kiwirandanu sekitar tahun
1731. Karena sudah ada pemimpinnya, maka wilayah Bodas itu dijadikan
sebuah desa dengan nama DesaBodas.